Kamis, 06 Desember 2012

Obsesi Tidak Sehat?

Tahu kan K-POP?

Yap. Korean Wave dalam bentuk musik yang sedang bergolak dimana-mana. Terutama Boyband dan Girlband.

Kalo jaman dulu, Boyband pasti identik sama Westlife, A1, N-SYNC, Blue. Masih inget lagu "Season in the Sun", "Uptown Girl", atau "You Make Me Wanna"?

Kalo girlband mungkin seperti M2M, Spice Girls?

Sekarang girband dan boyband asal Negeri Ginseng yang sedang jadi gandrungan banyak pemuda-pemudi. Nggak cuma di Indonesia. Tapi juga di daratan barat sana tempat Westlife, A1, Blue tumbuh.

Saya termasuk penyuka salah satu boyband dari korea. Tapi saya telat. Baru beberapa bulan yang lalu menyukai mereka. Dan sekarang semacam terobsesi dengan apapun tentang mereka. Pathetic. Yeah, I Know.

Tapi, menurutku mereka memang punya kemampuan yang bener-bener hebat. Nyanyi, Nari, Nulis lagu, Akting. Kayaknya semua mereka punya. Suara mereka unik. Dan mereka juga bukan sekedar bentukan semalam. Mereka sudah dilatih bertahun-tahun sebelum mereka akhirnya diorbitkan sebagai boyband/girlband. Jadi kebayang kan, latihan bertahun-tahun nggak akan mungkin cuma menghasilkan sesuatu yang ecek-ecek.

Jujur, saya memang lumayan sinis dengan girlband/boyband dari negeri sendiri. Entah kenapa. Maaf lho. Saya memang lebih suka sesuatu yang orisinil, yang kalo dalam masalah ini nyanyi ya yang suaranya emang bener-bener bagus. Bukan cuma bagus di album doang yang ternyata hasil polesan, yang kalo nyanyi lipsync. Pasti orang-orang yang mendengarkan yang memang benar-benar ingin menikmati musik menginginkan sesuatu yang orisinil, yang benar-benar enak didengar, yang benar-benar patut untuk dinikmati.

Saya pun nggak ngerti kenapa kita jadi ngomongin masalah itu. Padahal awalnya saya mau ngomong kalo saya sedang terobsesi sama cowok ganteng anggota boyband asal korea. Hahahahahahahahahaha

Selasa, 04 Desember 2012

Jomblo, Punya Pacar, Atau ....??

Tergelitik untuk nulis di blog setelah seorang teman berkata "...blog yang tak pernah diupdate..". *Bagi yang merasa harap diam dan mentraktir saya makan*

Kali ini mari kita bicara tentang JOMBLO.

Yep. JOMBLO. GAK PUNYA PACAR. TAPI PUNYA GEBETAN SEGAMBRENG BANYAKNYA. #eh

Kadang jomblo itu bikin sedih. Misalnya kalo lagi jalan sendirian terus ketemu beribu-ribu pasangan yang sedang asyik berduaan. Yang sedang asyik bergandengan tangan. Yang menganggap dunia punya milik berdua, yang lain dianggap NGONTRAK.

Jomblo bikin nelangsa. Misalnya pas malam minggu isinya kencan sama kerjaan. Pas malam minggu perginya sama enyak babe. Pas malam minggu berduaan sama bantal, guling (bertigaan ya jadinya). Pas malam minggu kerjaannya di depan tivi, ngabisin makanan di kulkas. Nggak ada makanan di kulkas, daun pun dimakan. #eh

Jomblo bikin miris. Nggak ada yang jemput kalo abis pulang kampung. Nggak ada yang jadi ojek tetap. Adanya tukang ojek di pengkolan yang jadi langganan. Nggak ada yang bisa dipeluk pas lagi butuh dipeluk. Nggak ada yang bisa diajak ngobrol tengah malem bahkan pas obrolan itu terasa nggak penting. Nggak ada yang bisa dijadiin tempat buat manja.

Kayaknya bakalan banyak banget kekurangan kalo jadi jomblo. Tapi ya mau gimana lagi, namanya juga manusia. Maunya adaaaaa ajaaa. Udah dikasih hidup, maunya pasti ada yang nemenin. Betul?

Tapi ada lho sisi positif Jomblo. *Membela bagi yang jomblo*

Seneng. Karena nggak ada mengikat kecuali tali. Itu kalo kita mengartikan hubungan sebagai sebuah ikatan yang mengekang. Nggak ada kewajiban lapor lagi dimana kecuali sama orang tua, itupun kalo orang tua ngerasa punya anak kita.#eh
Nggak ada kewajiban ngasih kado ultah. Nggak ada rasa bersalah kalo ngelirik, ngeliat, mbayangin muka cowok/cewek yang ganteng/cantik. Nggak ada rasa bersalah membandingkan orang. (Pasti ada kan yang masih suka mbandingin mantan sama pacar yang sekarang? atau malah gebetan sama pacar yang sekarang?)

TAPIIIIIIIIIII.. Jomblo atau punya pacar lebih enak dibanding yang nggak jelas hubungannya. Bener nggak? Digantungin. Mau marah nggak punya hak karena bukan pacar.

Emang sesuatu itu lebih enak yang pasti-pasti aja. Pasti itu jelas. Ada tanggung jawab dan kewajiban. Ada hak di dalamnya. Betul??

Apapun itu, semua adalah pilihan diri kita masing-masing. Asal kita nyaman, kenapa enggak? Tapi juga harus berani tanggung resiko lhooo..*ini ngomongin apa ya?*

Senin, 15 Oktober 2012

Mungkin...

Mumpung lagi ada ganjelan, mari diluapkan. :))

Pernah nggak ngalamin tiba-tiba dicuekin sama temen sendiri? Temen deket pula? Dan nggak tahu alasannya kenapa?

Pernah nggak ngalamin hal seperti itu, dan ketika konfirmasi ke temen atau nanya ke temen yang lain, kita dianggap nggak sensitif? Atau pas kita mau nanya atau konfirmasi, kita sendiri yang ngerasa atau takut dibilang nggak sensitif? Atau takut salah anggapan.

Orang seringkali berharap kita sensitif terhadap perasaan atau pikiran mereka. Padahal ada tipe orang yang memang tidak sensitif, yang memang harus dikasih tahu.

Orang seringkali terlalu sensitif terhadap perasaan atau pikiran orang lain. Dan tak jarang pula ke-sensitif-an mereka membawa pada asumsi atau anggapan yang salah.

Well, mungkin ini yang buku dan pelajaran PPKn bilang kita harus toleransi. Mungkin ini yang buku dan pelajran PPKn bilang kita harus tenggang rasa. Toleransi dan tenggang rasa atas ketidaksensitifan orang lain. Toleransi dan tenggang rasa atas sensitif yang terlalu hebat yang dimiliki oleh orang lain.

Mungkin ini yang Allah bilang kita diciptakan berbeda-beda. Nggak cuma beda suku. Beda sifat. Beda sikap. Beda tingkah laku. Biar kita bisa belajar. Toh, menurutku setiap hari itu adalah belajar. Nggak cuma belajar di ruang kelas. Belajar bersosialisasi. Belajar semuanya.

Mungkin apa yang kita harapkan, beda dengan kenyataan. Sering.
TETAPI, kita tetap harus menerimanya. Kita berharap orang lain terbuka. Kita berharap orang lain lebih sensitif. Tapi tidak jarang orang yang kita harapkan terbuka, adalah orang yang tertutup. Orang yang kita harapkan sensitif, adalah orang yang tidak sensitif.

Mau tidak mau, memang kita harus menerimanya. DAN beradaptasi dengan keadaan. DAN tidak ada salahnya untuk bicara. Toh kita tidak selamanya bisa bermain mengalah melulu kan?

Minggu, 07 Oktober 2012

Tentang Kangen: Untukmu

Kangen.

Rindu.

Sebuah kata yang tersimpan di dada. Di antara kata lain seperti cinta, sayang, suka bahkan benci.

Kata yang diucapkan oleh seorang anak kepada orang tuanya yang tercinta. Yang telah lama tak bertemu. Bahkan yang baru saja bertemu lima menit lalu.

Kata yang diucakan oleh seorang Ibu kepada anaknya, seorang Ayah kepada anaknya. Yang telah lama tak bertemu. Bahkan yang baru saja bertemu lima menit lalu.

Kata yang diucapkan oleh sahabat kepada sahabat. Bahkan ketika mereka berdekatan, namun tidak secara fisik.

Kata yang diucapkan oleh seseorang kepada yang terkasih, tersayang dan tercinta. Bahkan untuk mereka yang menyebalkan, namun senantiasa mengisi relung hati, salah satu ruang dalam hidup kita.

Ada rasa kangen di dada. Dariku. Untukmu. Untukmu, Ayah. Untukmu, Mama. Untukmu, Kakak. Untukmu, Adik. Untukmu, Sahabat-sahabatku. Untukmu, yang ada di masa depanku. Untukmu, yang akan menjadi pasanganku.

Ada kangen di dada. Menyesakkan. Ketika rasa ini tak terungkapkan. Tak tertujukan. Karena kamu ada di depan sana. Bahkan ketika mungkin kamu ada di sampingku, di belakangku tanpa ku ketahui. Tetap saja, rasa ini untukmu yang akan menyambutku dengan rasa yang sama. Mungkin lebih. Entahlah.


Sunday Morning with Fam!

Hari ini adalah hari Minggu. Ahad. Sunday.

Seperti biasa, antara membenci dan menyukainya. Membencinya karena besoknya sudah hari senin, which means kerjaan kudu buruan dikerjain. Menyukainya karena -alasan klise- kumpul bareng keluarga. Biasanya kalo hari minggu, orang tuaku ngajakin jalan-jalan pagi. Hari minggu ini tidak luput dari kebiasaan tiap orang tuaku tidak sibuk tersebut. Dari sabtu malam, mamaku -panggilan ibu- sudah ngomporin jalan-jalan sekalian cari sarapan.

Mama: "Dek, besok jalan-jalan yuk. Sekalian jajan sarapan di utara selokan."
Aku: "Ayoooo.." *semangat 45 gara-gara denger kata jajan*

Oleh karena itu, aku tidur lumayan lebih awal. Jam setengah 12 malam. Bangun jam 5, sholat, dan ganti kostum buat jalan-jalan. Sayangnya, kebiasaan pagi nongkrong di WC mulai kerasa mau muncul. Ya sudah, ke WC dulu. Tapiiii.. menyebalkannya adalah tidak terjadi apa-apa. Akhrinya, berdoa agar nggak mules di jalan, aku bersama kedua orang tuaku dan dua adikku berangkat jalan-jalan. Walaupun buat adikku yang cowok dan ayahku bukan jalan-jalan, tapi lari pagi.

Bersyukurnya aku hidup di desa. Yang masih asri, dengan pemandangan sawah dan petaninya dan rerimbunan pohon. Seger cyin udaranya. Nggak peduli ujan belum dateng, udara tetep seger abis. Di jalan yang termasuk salah satu ring road, aku sekeluarga bertemu, melihat orang-orang yang jalan-jalan, bersepeda dan lari-lari pagi. Suatu pemandangan yang biasa terlihat di hari Minggu. Dan dengan seenaknya, perut saya berulah. Mulai muncul tanda mules. Doh!

Ups. Tugas memanggil! Chao dulu.

Rabu, 03 Oktober 2012

ABAIKAN!!

Kalian tahu di sebelah kanan halaman blog-ku ada tulisan "Sekedar Angka" kan?

Aku penasaran itu ngitungnya apakah termasuk ketika aku membuka sendiri blog-ku atau tidak.

Terus kenapa "Most Popular"-ku nggak ganti-ganti??? Kenapa itu-itu saja?? doh!

Aku tahu kok. Posting ini gak penting. Hahahhahahahahhah


Rabu, 26 September 2012

Anak Desa Pergi Ke Ibukota # 3

Mumpung lagi rehat dari ngerjain tugas dan membaca bahan kuliah *cieehh*, yuk mari lanjutkan cerita pengalaman saya untuk pertama kalinya ke ibukota negara tercinta Indonesia yaitu JAKARTA.

Pas nyampe rumah temen di daerah Cibubur, aku dan temen-temenku langsung dikasih undangan ke acara yang bakalan diselenggarakan di Sentul, Bogor sama ayahnya temenku. Di undangannya sih tertulis acara mulai jam 11.30 di Auditorium Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI. TAPIII, karena kita (aku dan temen-temanku) akan berangkat bareng orang tua temenku, maka jadilah kita harus bangun pagi-pagi sekali yaitu jam setengah lima pagi. Itu adalah pelanggaran hak tidur manusia yang sedang dilanda kecapekan seperti saya, yang baru aja muntah, yang baru aja menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di jakarta. *wusss*

But, no matter what, *ngenggris* akika harus bangun pagi dan kemudian mandi dan dandan yang cantik. Akika dan temen akika (cewek) juga harus membangunkan dua temen akika yang lain dan berkelamin cowok. Eh siapa sangka, yang satu udah bangun dan yang satu lagi masih di alam mimpi. dengan kondisi udah dipanggil sama Emaknya temen akika, akika dan temen akika yang cewek harus segera turun untuk sarapan. Dan baru satu temen berkelamin laki-laki saya yang siap, sedangkan yang satunya entah rimbanya. Ini yang kemudian jadi membuat pagi itu berlangsung tidak menyenangkan.

Orang didikan militer itu sangan disiplin, jadi ketika temen akika yang satunya belum turun juga, orang tua temen akika sempet agak kesel. Ketika akika dan dua temen akika sudah di dalam mobil dan sedang menunggu satu temen akika yang belum kelihatan batang hidungnya, orang tua temen akika yang udah jalan duluan di mobil yang beda dari kami nelpon berkali-kali ke hape temen akika dan hape bapak yang nyopirin mobil yang kita pake. Temen akika cuma bisa bilang "iya bun, bentar." "iya bun, ini mau jalan". Dan bapak yang nyopirin bilang "Siap Dan, *Dan as in Komandan kalo nggak salah*". Temen akika yang udah ditelpon berkali-kali sama orang tuanya sampe nggak diangkat dan aku yang berusaha nelpon temen yang nggak keluar-keluar dari sarangnya, akhirnya kita memutuskan untuk jalan pelan-pelan. Bukan, bukan kita jalan kaki. Tapi mobilnya yang jalan. Dan temen akika nbaru keluar ketika mobil yang akika pake jalan pelan-pelan dan temen akika yang ketinggalan harus pake sepatu di dalam mobil. Seketika suasana di mobil jadi nggak enak, apalagi tujuan utama berangkat pagi biar nggak kena macet dan bisa keliling lokasi.

Kita pun berangkat. Sempet kena macet tapi cuma 5 menitan, dan jalan bebas hambatan menuju lokasi di daerah Sentul, Bogor. Dari jalan tol *kalo aku nggak salah ingat* bendera merah putih terlihat berkibar nun jauh di sana. Dan kata bapak yang nyopirin kita, tempat bendera merah putih berkibar dan berdiri dengan tegak itulah tempat yang akan kita tuju. Setelah melalui jalan yang naik turun naik turun, akhirnya kita sampai. Satu hal yang ada di otakku saat itu adalah mual. Ups.

RALAT. Dua hal. Satu hal lainnya adalah TAKJUB. Gimana enggak? Protokol militer udah kerasa dari sebelum kita masuk arena PMPP TNI. Dari mulai mobil kita yang awalnya dicegat nggak boleh masuk tapi karena bapak yang nyopirin kita bilang semacam "Ngikut mobil Komandan." akhirnya kita boleh masuk, para tentara TNI yang berdiri di atas tank dan berpose hormat sampai cek barang bawaan. Dan ya Allahhh..  Di dalam penuh dengan orang-orang militer cyin. Sedangkan aku dan temen-temenku memakai jas almamater. Deg-degan itu yang aku rasain. Sama takut salah. Sama takut malu-maluin. Yang untungnya nggak kejadian. Emm.. kayaknya sih enggak. Oke. Enggak.


Selasa, 25 September 2012

The Charlie's Angels (?)

Brita Putri Utami.

Rizky Chaesario Kurnia. Rizky Kurnia Chaesario.

Ezka Amalia.

Nama apakah itu?

Yep, untuk kalian yang benar menebak. Dua nama paling atas adalah teman-temanku yang kalo dihitung-hitung paling deket di kampus. Jalan bareng. Nonton bareng. Makan bareng. Belanja bareng. Bikin tugas bareng. Nginep bareng. Tipikal apa yang kita lakukan bareng dengan sahabat terdekat kita. Ah lupa! Nangis bareng.

Aku kenal dengan Brita Putri Utami yang seringkali kita panggil Bita di kampus. Officially kalo nggak salah waktu sebelum PPSMB fakultas karena kita satu kelompok PPSMB. (PPSMB itu nama lainnya ospek). Dari situ, kita sering bareng kemana-mana. Nunggu kuliah maen ke tempat Bita. Maem bareng di kantin. Dan kemudian curhat bareng. Jalan bareng. Nangis bareng. Banyaaakk banget hal-hal yang kita lalui bersama. *musik soft maen*

Sedangkan kalo Rizky Chaesarion Kurnia *selalu salah nulis, maaf * Rizky Kurnia Chaesario atau yang kita panggil Kiki atau Kaikai sama seperti Bita, kenal di kampus. Tapi bukan pas PPSMB. Kalo nggak salah jauh setelah PPSMB. Dan aku lupa kapan kita kenalannya. Kayaknya sih dikenalin Bita karena mereka sama-sama dari Solo, walaupun Kiki lebih tepatnya dari Purwodadi. Hahhaha.

Eniwei, alhamdulillah yah, dengan segala kesibukan kita, sampai sekarang kita masih deket. Masih sempet jalan bareng, maem bareng, nonton tivi bareng, nggosip bareng. Sering banget temen-temen di kampus bilang "Kiki mana?" "Bita mana?" "Liat Bita nggak?" "Liat Kiki nggak?" "Kalian ini selalu bareng deh".. karena saking seringnya kita jalan bareng bertiga ataupun berdua. Apalagi sekarang Bita sama Kiki satu kost-an.

Oleh karena itu, aku bersyukur sekali punya teman-teman hebat dan baiknya minta ampuunn kayak mereka. Bener-bener bersyukur! Love You Guys!

Sabtu, 15 September 2012

Me and Dad

Sering banget muncul pertanyaan, apakah sifat sesorang bisa diturunkan? Sejauh yang saya pelajari di SMA, di mata pelajaran BIOLOGI (ya, saya penghianat IPA karena kuliah di IPS) yang turun ke anak itu gen misalnya rambut, warna kulit, warna mata. Tapi apakah sifat juga akan diturunkan?

Mungkin iya, mungkin tidak. Saya sih nggak mau sok tahu di sini since nilai BIOLOGI saya selalu jelek. Sekalinya dapet bagus dan nggak remedi itu dengan nilai 7. Saya cuma mau cerita soal saya dan ayah saya.

Kalo dari rambut, rambut saya lurus. Rambut ayah saya berombak/kriting. Untuk rambut, kayaknya saya dapet gen mama saya. Mata sama-sama coklat sepertinya. Tapi ada beberapa sifat yang saya miliki mirip dengan ayah saya.

Pertama, ayah saya orang yang bisa dibilang perfeksionis. Seringkali beliau menuntut kesempurnaan. Terutama masalah pekerjaan. Hal ini yang seringkali membuat ayah saya tidak berkenan untuk mendelegasikan atau membagi pekerjaan dengan orang lain. Di benak beliau, daripada dikerjakan oleh orang lain dan hasil akhirnya beliau sendiri harus meng-edit-nya, lebih baik beliau yang mengerjakan.

Hal ini juga ada pada sifat saya. Saya, jujur, orang yang menginginkan kesempurnaan. Dari mulai pekerjaan hingga hal-hal kecil lainnya. Sama seperti ayah saya, saya juga seringkali lebih menyukai bagian editing sebuah pekerjaan jika pekerjaan tersebut dilaksanakan berkelompok. Heheehe.. Jadi maaf yaa kalo yang kerja kelompok dengan saya, kadang kerjaannya ada hal-hal yang tidak saya pakai.

Kesempurnaan ini pun terbawa ketika saya mengobservasi seseorang. Walaupun saya tahu tidak ada yang sempurna di dunia ini. Tetapi saya percaya, pasti ada seseorang yang sempurna di mata orang lain meski di mata orang yang lainnya seseorang tersebut tidak sempurna. Mungkin satu orang di mata saya tidak sempurna, tapi bisa saja orang tersebut di mata orang lain adalah sosok yang sempurna.

Sifat kedua yang mirip antara ayah saya dan saya adalah kami berdua sama-sama kalo orang jawa bilang "atos". Kami berdua sama-sama orang yang keras. Ketika ayah saya bilang tidak, berarti tidak. Saya juga. Bahkan teman saya sudah mengiyakan persamaan sifat yang satu ini. Dengan seringnya dia berinteraksi dengan ayah saya dan saya sendiri, dia bilang "Kamu sama kayak ayah kamu. Sama-sama atos".

Well, sampai sekarang baru dua sifat itu yang saya tahu saya miliki dan sama dengan sifat yang ayah saya miliki. Apapun sifat yang lain yang beda maupun yang sama, satu hal yang pasti. I LOVE MY DAD!!

Jumat, 14 September 2012

A Little Late...

Anyooooonggg... Halooooo... Alohaaa..
Assalammu'alaikum..

It's been few months blog ini tidak punya update. Maafkan atas kemalasan penulis yaa.. Ngomongin maaf-maaf nihh..

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1423 H yaaa.. Maaf telat ngucapinnya. Tapi daripada nggak ngucapin? :p
Eniwei, Minal Aidin Wal Faidzin, Semoga Allah menerima ibadah kita di bulan ramadhan, dan kita diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan ramadhan tahun depan. Amiin. Semoga tahun ini semakin baik yaaa.. Jangan cuma rajin amal sama ibadah pas puasa doang yaa.. *make a note to myself*

Jadi akan ada beberapa posting di beberapa hari ini. Insyaallah kalo akika nggak lupa untuk posting yak. Pertama, akika mau ngrampungin cerita soal akika pergi ke Jakarta, terus akika juga mau cerita soal program KKN akika yang udah rampung. Akika juga mau cerita banyaaak hal lain.

DON'T MISS IT yaaa.. dan doakan kemalasan tidak ngajak akika maen. hahahhaha...

Adieu!

Jumat, 23 Maret 2012

Anak Desa Pergi Ke Ibukota # 2

Mari melanjutkan cerita akika yang berakhir muntah di kamar mandi rumah teman.

Sumpah, itu memalukan sekali. SAYA MALU! Gimana enggak, pas menahan agar muntahan tidak keluar di depan rumah teman saya, ada banyak orang di luar - tiga orang doang yang sih - dan temen saya ribut soal saya yang mau muntah. Udah gitu, nyampe dalam rumah, saya harus menyapa dulu Ibu teman saya. dan baru bisa lari ke kamar mandi. Dan saya muntah di lantai kamar mandi. Mau tahu apa muntahan saya? hahaha..

Eniwei, kemudian saya naek ke lantai atas karena tas saya sudah dengan baik hati dibawakan ke lantai atas oleh teman saya. Temen saya juga membawakan air putih anget plus tolak angin *ups, sebut merk*. Setelah cuci muka dan sikat gigi, saya dan teman-teman diajakin makan sama orang tua teman saya. Saya pikir, makannya bakalan di rumah. Tetapi, tak disangka kita makan di luar. Tepatnya di PLAZA CIBUBUR yang deket banget sama komplek rumah teman saya. Cuma lima menit naek mobil. Dan akhirnya, untuk pertama kalinya, SAYA MAEN DI SALAH SATU MALL DI JAKARTA. SAYA MAEN DI PLAZA CIBUBUR. *applause*

Sampe di Plaza Cibubur, kita makan di Steak 21. Saya jua baru tahu ada tempat makan namanya Steak 21. Awalnya tak pikir bakalan kayak steak di Warung Steak and Shake yang ada di Jogja. Yang isinya daging berbalut tepung, dengan sayuran berupa buncis, wortel dan kentang dan kuah yang sudah ada di hot plate steak-nya dan garpu dan pisau yang ambil sendiri. SAYA SALAH SAUDARA-SAUDARA. Harap maklum, udik.

Kita duduk, dan dikasih sama mbak-mbak waitress-nya menu. Trus mbak-nya nawarin apa yang jadi menu andalan dan mbak-nya mencatat apa pesanan kita. Kalo di WS kan kita nyatet sendiri apa yang kita mau pesen. Dan mbaknya bilang "tunggu lima belas menit ya Pak" (dia ngomong sama Bapaknya temenku). Dan kita pun menunggu sembari ngobrol dan mendengarkan nasehat dari Bapaknya temenku.

Yang inti nasehatnya adalah "kata itu doa. jadi jangan pernah menyepelekan apa yang kamu katakan.". Buatlah jalurmu sendiri yang kamu inginkan. Melangkahlah sesuai dengan jalur yang kamu anggap benar. Pilihan ada di tanganmu. Karena itu hidupmu, maka kamu yang menentukan apa yang ada dalam hidupmu.

Dan steaknya pun datang setelah sebelumnya mas-mas waiter mengantarkan minum dan menata sendok serta pisau di meja. Steaknya bebas tepung, sayurnya ada kentang goreng, jagung dan wortel dan entah apa alagi aku lupa yang dipotong kecil-kecil, dan yang paling oke adalah kuahnya dituangin sama mas-mas waiternya. OMG!

Setelah makan selesai, kita langsung pulang dan saya dan teman-teman langsung merangkak naek ke tempat tidur dan mak blek set karena capek dan besok paginya harus bangun pagi-pagi sekali untuk ke tempat acara dilangsungkan. *Lampu Mati*

Rabu, 21 Maret 2012

Anak Desa Pergi Ke Ibukota # 1

Yeiy. kembali lagi bersama sayaa di blog yang kepanjangan alamatnya. hahha..
udah lama sekalii aku, saya, gw nggak nulis di blog ini. mari mulai menulis lagi.

Episode kehidupan kali ini akan bercerita tentang Anak Desa yaitu saya yang untuk pertama kalinya pergi ke Ibukota, a.k.a JAKARTA. Jadi begini ceritanya.

Suatu siang, ketika baru saja sampai di dalam kelas yang "Yu Don't Say" banget kata temen-temen sekelas, akika dipanggil sama temen. dan dia -cewek- bilang, "Ka, mau ikutan ke Jakarta nggak?". Spontan, akika menjawab "Ngapain di Jakarta?". "Ada acara di Indonesia Peace and Security Center (IPSC). Ban Ki Moon mau dateng.". Dan akika menjawab, "emm.. aku piki-pikir dulu yaa..". Sorenya, akika bilang "Oke. Saya ikut Urbanisasi ke Jakarta".

Dan dimulailah penantian akika untuk ke Jakarta. Deg-degan, grogi, semua campur jadi satu. Kenapa? Karena itu akan menjadi perjalanan pertama kali akika ke Jakarta. Seumur-umur, gw belum pernah ke Jakarta sampai kesempatan untuk melihat hiruk pikuk Jakarta datang dari temen gw. Awalnya acara di IPSC yang terletak di Sentul, Citereup, Bogor bakalan dilaksanain tanggal 22 Maret which is BESOK. tapi, tanggal diubah ke Selasa yang lalu. Dan temen gw kelabakan nyari tiket pesawat.

Minggu pagi akika packing. Senin pagi akika grogi, deg-degan, dan agak nggak enak badan gara-gara selain ini pertama kalinya akika ke Jekardah, ini pertama kalinya pula akika naek kapal terbang atau PESAWAT. *applause* *bunga ditaburkan* Jam 14.00, setelah mengendap-endap bolos kelas *bukan bolos sih, dosennya udah tahu kalo akika mau ke Jekardah*, akika otw ke bandara dianterin sama adik akika. Untuk pertama kalinya, akika bukan orang yang nganterin orang lain ke bandara. Tapi dianterin sama orang ke bandara buat naek pesawat beneran.

Abis ketemu di bandara dengan 3 orang temen akika, kita check-in. Jadwal boarding sih jam 15.25, tapi delay itu kapal terbang. Semakin deg-degan menjelang naek kapal terbang. Kita berempat sempet takut salah denger pengumuman soal nomer penerbangan. Tapi, alhamdulillah yah, cuman becandaan doang takutnya.
Perkiraan waktu tempuh dari Jogja ke Jakarta 1 jam 15 menit. Setelah melewati episode "kayak naek roll coaster" alhamdulillah mendarat dengan aman dan selamat dan sejahtera di Bandara Internasional Soekarno-Hatta jam 17.30an.

Keluar dari terminal kedatangan, kita kelabakan nyari mobilnya temenku yang jemput. Awalnya akika kira mobil dinas biasa. berplat merah. tapi begitu liat, damn, mobil dinas TNI boyy.. *la la la la la*. Dan kita pun meluncur menuju Cibubur. Karena kita nyampe di Jakarta pas jam pulang kerja, walhasil ambil jalan muter lewat Lingkar Luar menuju BSD dan meluncur ke Cibubur. Sempet kena macet dua kali, alhamdulillah lagi-lagi sampai dengan selamat di perumahan dinas TNI di daerah Cibubur. Dekat Plaza Cibubur.

Turun dari mobil, akika kemudian buru-buru masuk kamar mandi untuk MUNTAH.

Sabtu, 25 Februari 2012

obrolan galau semester TUA #2

sebenarnya ini lanjutan obrolan di kantin yang ada di posting sebelumnya. obrolan terkait pacar dan hubungan cewek dan cowok tiba-tiba berhenti ketika ada beberapa orang Israel datang menginvasi meja orang-orang Palestina. Ini semacam guyonan diantara anak-anak yang ambil kelas politik dan pemerintahan Timur Tengah, khususnya orang-orang yang ngumpul di meja kantin yang kami tempati.

obrolan yang menyangkut pacar kemudian tiba-tiba tanpa aba-aba berbelok drastis ke obrolan terkait program TV SPONGEBOB SQUAREPANTS. harap dimaklumi, kami adalah anak-anak kurang kerjaan *ini kata-kata sopannya GALAU* yang masih menonton spongebob meski kami berkata "itu program nggak ada ceritanya".

TAPI, TEMAN-TEMAN GW APAL SEMUA EPISODENYAAAA..! #damnitstrue

mereka ngobrolin salah satu episode ketika spongebob berdiri di atas panggung dan melakukan stand up comedy.

"kalian tahu tupai?" yang ditirukan oleh teman saya. dan kemudian disambung "kalian tahu berapa jumlah tupai yang dibutuhkan untuk memperbaiki bohlam?" dan berlanjut ke "kalian tahu bintang laut? jangan buat saya membicarakannya".

dengan banyaknya episode spongebob yang tayang dan dengan isi cerita yang bisa dibilang nggak nggenah, kemudian diambil kesimpulan bahwa yang bikin script spongebob pasti lagi "high" marijuana waktu bikin scriptnya.

obrolan terus berlangsung hingga melibatkan dosen. dan Tomi menyeletuk "jangan-jangan waktu kita nggosipin dosen gini, dosen di ruang jurusan juga nggosipin kita kayak "Tahu Nino? dia itu bla bla bla" sambil ketawa ngakak." #ups

dan lucunya, tiap kita ngomongin dosen, yang ada pasti salah satu dari kita akan bilang di tengah-tengah obrolan tersebut "siang pak/bu/mas/mbak" - tergantung dosen yang diobrolin siapa- dan berlagak ada dosen di belakang orang yang lg ngomongin.

Jumat, 24 Februari 2012

obrolan galau semester TUA #1

di jurusan tempat gw kuliah, ada orang-orang yang bagi gw AWESOME dan bikin NGAKAK tiap ngobrol sama mereka. they are freaking CRAZY. dan inilah obrolan galau di saat hujan deras menerpa kampus dan sembari menunggu kelas berikutnya.

kami - saya,  Nino,  Tomi, Igha , Galih dan Lilik - sedang nongkrong *biar gaul* di kantin kampus. kita selesai kelas dan berniat menunggu kelas berikutnya dengan makan di kantin. obrolan dimulai dengan obrolan biasa. namun, kemudian menyerempet ke arah hubungan PACARAN, hubungan COWOK DAN CEWEK.

Tomi yang sudah punya pacar bilang paling males kalo pas berantem sama ceweknya, si cewek mengeluarkan jurus "kamu nggak ngertiin aku" atau "kamu nggak sayang sama aku?". apalagi kalo dia - Tomi .red - yang marah dan si cewek udah minta maaf dan berujung dgn "aku kan udah minta maaf. kamu kok nggak maafin aku?". hal ini kemudian diaminin sama cecowok cecowok lainnya kecuali Igha yang lama jomblonya sama kayak lama umurnya di dunia ini.

Nino kemudian nyambung, kalo cowok itu paling males diajakin berantem untuk hal-hal kecil, bahkan hal yang besar. katanya menghabiskan tenaga dan bikin nggak mood. lagi-lagi diaminin sama yang lain. kata mereka, cowok lebih milih untuk diomongin baek-baek tiap ada masalah. nggak "ujug-ujug" marah trus berantem yang hasil akhirnya akan berupa "terus enaknya gimana" keluar dari mulut si cowok.

nah, girls, dari obrolan itu kita tahu apa yang dipikirin sama cowok tiap berantem sama ceweknya. mereka nggak suka dengan senjata kita "kamu harusnya ngerti aku". mereka NGGAK NGERTI kalo kita nggak ngomong. mereka lebih suka setiap hal diomongin baek-baek. toh mereka juga bukan MIND READER yang bisa baca apa yang ada di pikiran kita. so, mari refleksi diri dengan apa yang kita pikirkan soal pacar-pacar kita.

Minggu, 19 Februari 2012

Manusia Setengah Siluman

ini hari minggu terakhir di masa liburan kuliah. besok senin udah mulai masuk kuliah. antara seneng dan sedih. seneng karena nggak galau gulang-gulung kayak semangka di rumah, sedih karena bakalan ketemu sama rutinitas yang agak membosankan dan bertemu dengan tugas-tugas kuliah yang bakalan bikin galau. *God, kapan gw itu nggak GALAU menjadi pertanyaan penting dan komen penting temen-temen gw*

eniwei, tadi pagi, seperti biasa tiap hari minggu pagi gw dan keluarga kecuali kakak gw yang udah kembali ke habitatnya di salah satu hutan di kalimantan minum teh. dan ada mbak yang biasanya bantuin di rumah. pas itu lagi ngomongin waktu kemaren jumat emak gw lupa ngasih uang buat belanja harian, means buat masak hari itu. jadi ceritanya begindang.

jumat pagi emak gw berangkat kerja pagi-pagi. tanpa curiga, gw ngendon di kamar habis bantuin rutinitas pagi di rumah. di kamar aktifitas gw cuma ngendon di depan laptop. main games dan baca novel. nggak gw sadari, gw ngendon di kamar sampai jam setengah sebelas dari jam setengah tujuh. gara-gara kebelet buang air kecil keluarlah gw dari kandang gw. dengan berlari-lari kecil, gw masuk ke kamar mandi. keluar dari kamar mandi, tanpa ba bi bu gw berencana masuk lagi ke kamar. tapi... cittt *suara rem berbunyi* gw dipanggil mbak yang bantuin di rumah.

saat itu mbak-nya lagi berdiri di depan kompor. menggoreng telur. dan kemudian berkata "Ibu tadi lupa ya nggak ngasih "tinggalan"?" *"tinggalan" means uang buat belanja* dan gw pun menjawab "Iya tho?"
Mbaknya: "Iya, makanya aku ndak masak. cuma tak gorenin telor sama sop-nya aku panasin. Gak papa tho?"
gw *dengan tampang bego*: "Oh, yaudah ndak papa"
Mbaknya: "Lha tadi tak kirain kamu kuliah e.."
gw: "Oh..hahahha"

gw pun berlari ke kamar dan segera meng-sms emak gw. dan kemudian abah pulang dengan membawa lauk masakan padang. *horeeee*


cerita itu dibahas sama abah gw, adik gw, dan emak gw. mereka bilang, gw emang hobi "ndekem" di kamar. seharian nggak keluar kamar. abah gw sampe bilang kalo di rumah bisa nggak ketemu gw seharian cuma gara-gara gw "angkrem" di kamar. kebiasaan ini terus mereka hubungin sama guru gw - beliau seorang kyai, dan gw selalu kagum sama beliau dengan nasihatnya - yang emang lebih suka di dalam kamar. beliau nggak akan keluar kamar kalo nggak penting banget. dan kemudian mereka bilang "emang pantes kamu jadi murid kesayangan, orang hobi ndekem di kamar aja sama".

dan kemudian adik gw menyeletuk : "Mbak ki pancen Manusia Setengah Siluman. Ada, tapi dikira nggak ada."

dan resmilah sebutan itu buat gw di rumah. *plok plok plok*

Jumat, 17 Februari 2012

Kenyataan Pahit dan Menegangkan

halo. udah lama gw gak update blog. dan sudah diminta untuk update oleh temen. (satu orang doang sih yang bilang kenapa blog gw gak diupdate lagi).

eniweeeii, beberapa minggu yang lalu saat gw galau nggak ada kerjaan selama liburan kuliah, akhirnya gw dapet kerjaan jadi panitia job fair di UGM. dua minggu sebelum hari H, gw udah ngeshift untuk bantuin bagian pengambilan kartu member penyelenggara acara yaitu ECC (Engineering Career Center). minggu pertama berjalan dengan lancar kecuali pas hari jum'at pulang dari ngshift, badan gw langsung ngedrop, kena flu. dan baru kali itu badan gw ngdrop gara-gara flu. dan malemnya eyang buyut gw meninggal. dan gw nggak bisa ngapa-ngapain karena terkapar tak berdaya di tempat tidur. sedih.

gimana enggak? gw masih inget waktu kecil dulu, gw dikasih kalung emas sama eyang buyut gw. terus dikasih uang jajan (waktu itu 500 rupiah udah oke banget buat jajan). terus tiap lebaran dikasih uang jajan. ya, banyak kenangan dari eyang buyut yang masih membekas. tapi, mungkin itu yang terbaik untuk eyang buyut yang udah berumur kurang lebih 92 tahun dan selama dua tahun terakhir melawan penyakit strokenya. semoga Allah mengampuni dosa-dosa beliau dan diberi tempat yang terbaik di sisi Allah. amiin.

kembali ke masalah kerjaan. minggu kedua berjalan dengan lancar sampai hari H. dan gw masih inget dua hari job fair digelar, GSP UGM penuh dengan ribuan orang nyari kerja. since banyak perusahaan yang menawarkan gaji yang oke seperti Chevron, Freeport, ASTRA, sudah pasti banyak sekali yang dateng. bahkan dari luar kota. inget waktu itu, panitia diwajibkan dateng pukul 06.30. dan saat gw nyampe di lokasi, udah ada aja orang-orang yang mau nglamar kerjaan di GSP itu. busyeeet daaahhh.. takjub dan nggak percaya.

ini membawa kita ke judul posting ini. kenyataan pahit buat mahasiswa yang udah lulus untuk nyari kerjaan. banyak banget pesaing kita yang (mungkin) mengincar pekerjaan yang sama dengan yang kita incar. misalnya aja waktu di job fair, PLN membuka stand. hari kedua job fair, setelah panitia selesai briefing pagi dan foto-foto, di lantai 1 GSP udah ada antrian panjang para pelamar kerja yang mau nglamar di PLN. dan begitu stand PLN dibuka, langsung itu kerumunan orang-orang tadi berlarian menuju spot yang udah disediakan buat masukin data di PLN. *ckckckck*

itu pula yang jadi kenyataan yang menegangkan setelah lulus kuliah. dan mulai bertanya "MAU NGAPAIN HABIS LULUS KULIAH??". dan bahkan pertanyaan ini sudah mulai menghantui gw yang bahkan skripsi aja belum.

WELCOME TO THE REAL WORLD!!

Jumat, 20 Januari 2012

Belajar..Belajar..dan Belajar

tadi gw briefing panitia semacam job fair gitu di kampus gw. satu kalimat yang mengena dari direktur adalah "mari kita sama-sama belajar di kepanitiaan ini.".

yes. i totally agree with that. menurut gw, apapun yang kita lakukan, apapun kegiatan atau kepanitiaan yang kita ikuti, dalam proses menjadi panitia itu kita juga belajar, selain menerapkan apa yang sebelumnya sudah kita pelajari. proses belajar itu menurut gw nggak berhenti selama kita masih hidup. yes, kita memang menerapkan apa yang sudah dipelajari, tapi point penting adalah bahwa apapun yang sudah kita pelajari akan tidak cukup, dan kita butuh untuk belajar yang lain.

kata bokap gw, jangan pernah berhenti belajar. jangan pernah merasa kamu sudah pintar dan tidak mau belajar lagi, itu namanya sombong. apa yang kamu ketahui sekarang ini tidak ada apa-apanya dengan ilmu milik Allah.

so, let's learn more and more and more!

Harapan dan Mimpi

waktu gw kecil gw berharap besok kalo udah gedhe gw jadi dokter. alasannya? masih nggak tahu sampai sekarang. tapi kayaknya waktu itu gw ngerasa jadi dokter itu keren, soalnya temen-temen gw pengen jadi polwan, abri, dan lain-lain. lucu adalah ketika adik gw ditanyain besok kalo gedhe mau jadi apa. dia jawabnya mau jadi tukang traktor. kayak Pak Santoro. Pak Santoro itu tukang traktor yang dulu terkenal di lingkungan rumah gw, tiap dia lewat pasti ada aja anak kecil yang keluar dari rumah. cuma buat liat Pak Santoro naek traktor.

mungkin terdengar lucu, apalagi adek gw paling kecil pengen jadi orang gila. ngakak sejadi-jadinya. tapiii.. itulah mimpi kita. bebas bebas aja dong mau jadi apa kita di mimpi kita. bahkan ketika apa yang kita impikan itu bisa dibilang aneh, lucu, atau mungkin unreachable. dan sebagai a day dreaming professional, ketika kita bermimpi itu kita bisa sejenak melepaskan beban yang ada di hati dan otak. ketika kita bermimpi, kita jadi ingin mewujudkannya untuk jadi kenyataan dan kemudian kita berharap itu benar-benar terjadi.

gw sangat suka bermimpi. berfantasi. apalagi ketika itu mampu sedikit mengingatkan gw bahwa gw masih punya bagian lain dalam hidup gw yang indah, tidak ternoda oleh hiruk pikuk masalah dunia. *tssaahh* dan gw berharap gw bisa mewujudkan mimpi gw. banyak list yang ada di mimpi gw untuk tahun 2012 ini. misalnya aja dapet beasiswa ke luar negeri - terutama ke eropa -, dapet nilai bagus di semester 5 dan 6, dan paling penting adalah tahun ini gw pengen menjadi tahun yang lebih menarik dan bikin hidup gw bahagia dibanding tahun kemaren.

kadang gw bertanya, ada orang-orang yang sering bilang - di sinetron- "hidup gw udah nggak berarti", "gw udah nggak punya harapan" dan lain-lainnya. gw bertanya, trus ngapain elu ngomong kayak gitu? ngeluh? emang dengan ngeluh Tuhan mau ngrubah hidup elu? ngeluh itu cuma jadi tanda kalo elu itu makhluk lemah. elu nggak mau berjuang buat hidup elu. kalo elu aja nggak mau berjuang buat hidup elu, ngapain juga Tuhan mau ngrubah hidup elu? dan dalam al-quran aja Tuhan udah bilang dengan jelas yang intinya Tuhan nggak akan ngrubah hidup suatu kaum kecuali kaum itu mau ngrubah hidup mereka sendiri. jangan pernah nyalahin orang lain untuk apapun yang terjadi dalam hidup kita. aktor utama hidup kita itu ya kita, orang lain cuma jadi figuran. mereka mungkin dikirim Tuhan buat nyadarin elu, buat bikin hidup elu lebih berarti.

setiap fase kehidupan kita, setiap langkah kita, yang nentuin itu kita. Tuhan ngasih petunjuk jalan yang baik buat kita. ibarat kita lagi di negara antah berantah, Tuhan ngasih marka jalan, papan nama jalan, lampu lalu lintas. So, why should stop hoping? why we are saying that there is no hope when God always gives you a hope? mungkin harapan itu ada dalam bentuk lain.

*fiuh*

Kamis, 19 Januari 2012

Libur (De Facto) Telah Tibaaa..

oyeeee...dengan tulisan ini gw menyatakan ujian gw udah berakhir. secara de facto. kalo secara de yure yaitu jadwal ujiand ari kampus baru selesei besok jum'at. dan gw bahagiaaaaa!!

tapi kemudian gw sedih. gw mau ngapain liburaaann??? masa iya nongkrng depan laptop, nonton film dan baca novel? Are you kidding me?!!

dan sekarang gw sedang mencoba mencari pekerjaan. mbabu.

Last Day: Ujian Terakhir

asyiik..hari ini ujian terakhir. tapi, GW NGGAK TAHU HARUS BELAJAR APA. damn!

ujian kedua yang gw nggak tahu harus belajar apa.

ta..ta..tapiii..

GW SUKA! akhirnya kuliah semester ini selesai. bisa liburan dan maen sesuka hati. *terdengar lagu "Libur Tlah Tiba"-nya Tasya*

ta ta tapi..

seperti kata temen gw:

ada KKN yang menjelang yang harus dipikirin. ada KEJUTAN ROMANTIS dari para dosen di portal akademik. semoga kejutannya menyenangkan hati! amiin..

Mahar Pernikahan dan Feminisme


Mahar Pernikahan dalam Perspektif Feminis
Studi Kasus:  Mahar Modern (DOWRY) di India dalam Perspektif Feminis Sosialis

Republik India merupakan salah satu negara berkembang yang perkembangan demokrasinya tercepat. Memerdekakan diri pada 26 Januari 1950, India juga merupakan salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tercepat semenjak adanya liberalisasi ekonomi pada awal tahun 1990an.[1] Pada tahun 2007, OECD mencatat tingkat pertumbuhan ekonomi di India sebesar 7,5%.[2] Perkembangan dan pertumbuhan demokrasi dan ekonomi ini sayangnya tidak sejalan dengan perkembangan keterlibatan wanita dalam bidang selain rumah tangga dan peningkatan jaminan hak wanita. Apalagi dengan masih kentalnya tradisi patrilineal dan patrilocal di India. Hal ini terkait tradisi mahar dalam kehidupan masyarakat India ketika terjadi pernikahan.
Di India kuno, mahar merupakan syarat pernikahan dalam kasta tertinggi di agama Hindu yaitu kasta Brahma yang sering disebut sebagai kanyadhan atau secara harfiah berarti hadiah dari pengantin perawan.[3] Pemberian kanyadhan ini dianggap sebagai dharma seorang ayah, kewajiban dalam agama untuk memberikan anak perempuannya kepada laki-laki lain tanpa meminta kompensasi, jika tidak maka laki-laki tersebut akan menjual anak perempuannya dan memperlakukannya layaknya ternak.[4] Kanydan sendiri dapat dibagai menjadi dua yaitu varadakshina atau pemberian hadiah kepada mempelai pria dan stridhana atau pemberian hadiah kepada mempelai wanita yang harus dianggap sebagai milik mempelai wanita. Tipe-tipe mahar tersebut kemudian membentuk jenis mahar modern yang ada saat ini dimana lebih sering keluarga mempelai wanita yang memberikan mahar dalam bentuk hadiah kepada mempelai pria. Tradisi mahar ala kasta Brahma di India Utara ini saat ini telah mengalami perubahan dan penyebaran di seluruh India. Perubahan dan penyebaran atas tradisi pemberian mahar ini menyebabkan terjadinya subordinasi lebih lanjut pada wanita. Oleh karena itu, dalam esai ini penulis akan membahas perubahan dan penyebaran mahar ala kasta Brahma di India yang menjadikan perempuan lebih tersubordinasi dan dilihat dari perspektif feminis sosialis.

Perkembangan Tradisi Mahar Modern di India
Mahar dalam tradisi Hindu-India lebih sering diasosiasikan dengan pemberian hadiah kepada mempelai pria dari mempelai wanita dan tumbuh sebagai sebuah tradisi di kasta tertinggi yaitu kasta Brahma. Mahar sendiri jika dilihat dari sejarah merupakan bentuk warisan sebelum kematian sang ayah bagi anak perempuannya, karena hanya laki-laki yang berhak mewarisi harta keluarga. Selain itu, mahar tersebut juga bisa diartikan sebagai kompensasi kepada mempelai pria dan keluarganya karena sokongan ekonomi yang diberikan kepada istri baru dimana wanita tidak memiliki peran dalam ekonomi pasar dan bergantung pada suami dan mertua mereka.[5] Namun, semenjak abad ke-20, seiring kemerdekaan negara yang terletak di Asia Selatan tersebut, tradisi pemberian mahar dari mempelai pria kepada mempelai wanita ini berubah esensi dasar pemberian dan jumlahnya. Selain itu, tradisi pemberian mahar tersebut mulai menyebar ke India bagian Selatan, dan bahkan masuk menjadi tradisi baru dalam kelompok-kelompok agama lain seperti Islam dan kasta-kasta yang lebih rendah dari kasta Brahma.
Di India bagian Selatan, pemberian mahar berbeda dengan pemberian mahar di India bagian Utara. Di India bagian Selatan, pada awalnya, mahar dibayarkan kepada keluarga mempelai wanita. Pemberian mahar ini berbentuk semacam pertukaran yaitu keluarga mempelai pria membayar mahar kepada keluarga mempelai wanita, dan keluarga mempelai wanita yang menanggung seluruh biaya pernikahan. Tradisi ini dianggap sebagai tradisi yang menghargai resiprositas, persamaan, dan pertukaran wanita dalam kelompok kecil[6] karena seringkali pernikahan di India bagian Selatan merupakan persatuan dua sub kasta atau jati dengan status sosial yang sama atau bahkan pernikahan terjadi dengan sepupu jauh.[7] Namun, semenjak paruh kedua abad kedua puluh, pembayaran mahar di India bagian Selatan mengikuti tradisi pembayaran seperti di India bagian Utara.
Tradisi kasta Brahma dalam pemberian mahar kepada mempelai pria ini juga menjadi tradisi baru dalam kelompok agama lain di India, khususnya di Islam. Di dalam agama Islam sendiri, pernikahan dianggap sebagai sunnah Rasul.[8] Pelaksanaan upacara pernikahan di Islam juga membutuhkan mahar. Namun, dalam Islam, hampir sama dengan tradisi di India bagian Selatan, mahar dibayarkan oleh mempelai pria. Mahar ini dianggap sebagai “hutang” dari mempelai pria kepada mempelai wanita yang harus dibayarkan jika saat pernikahan berlangsung mempelai pria tidak dapat membayar mahar tersebut. Adanya peraturan mahar ini sendiri dikarenakan sebagai tanda hormat dari seorang pria kepada istrinya dan dimaksudkan untuk memberikan status dan meningkatkan harga diri sang istri di mata suami.[9] Selain itu, mahar tersebut juga dilihat sebagai jaminan keamanan yang baik dalam hal kehidupan pernikahan, seperti ketika terjadi perceraian maka mahar harus diberikan kepada sang istri. Namun, tradisi mahar tersebut di kalangan Muslim India saat ini digantikan dengan tradisi mahar ala kasta Brahma di India Utara.
Hal yang sama juga terjadi pada kasta budak dalits yang sebelum tahun 1936 dianggap sebagai kasta paling rendah, kotor dan najis, serta tidak diperbolehkan masuk ke dalam candi, jalanan umum, memakai sepatu dan menutup bagian atas tubuh mereka.[10] Kasta ini awalnya juga belum mengenal istilah mahar yang menjadi tradisi kasta Brahma. Mahar dalam pernikahan di kasta dalits ini juga awalnya serupa dengan mahar di India bagian Selatan yaitu mempelai pria memberikan hadiah bagi mempelai wanita. Namun, setelah kemerdekaan India kasta yang akhirnya mendapatkan hak akses ke temapat-tempat suci agama Hindu pada tahun 1936 ini mulai mengenal mahar ala kasta Brahma. Dalam kasta dalits sendiri, mahar ala kasta Brahma tidak setinggi yang dibayarkan oleh kasta-kasta di atas mereka. Biasanya mereka hanya meminta uang dan emas. Selain itu, pembayaran mahar tersebut bisa dihindari dengan menikahi sepupu jauh atau menikah karena didasari cinta.
Pemberian mahar dari mempelai pria kepada mempelai wanita selain saat ini dilakukan di seluruh India, pemberian mahar tersebut juga mengalami perubahan dalam esensi dasar pemberian mahar, jumlah, dan sistemnya. Mahar yang diberikan maupun yang diminta bukan lagi atas dasar agama, tetapi karena keserakahan dan keinginan meningkatkan status sosial.

Perspektif Gender Feminis Sosialis dalam Tradisi Mahar di India
Dalam studi bidang gender, setidaknya ada tiga perspektif yang paling terkenal. Satu diantaranya adalah perspektif feminis sosialis. Menurut perspektif tersebut, perempuan tersubordinasi karena adanya kapitalisme dan budaya di masyarakat yang patriarkial. Perspektif yang merupakan penggabungan antara perspektif feminis radikal dan feminis marxis ini berpendapat bahwa kapitalisme dan patriarkhi saling mendukung. Selain itu, menurut perspektif ini, ada pemisahan antara “home” dan “workplace”. Inilah yang terjadi di masyarakat India. Subordinasi perempuan yang terjadi di India dengan adanya tradisi mahar modern ini jika dilihat dari perspektif sosialis ini disebabkan adanya budaya patriarkhi dan penerapan sistem ekonomi kapitalis di India.
Budaya patriarkhi merupakan budaya yang sering dikaitkan dengan budaya patrilineal. Keduanya sama-sama memberikan otoritas dan dominasi kepada laki-laki dalam kehidupan berumah tangga dan bermasyarakat.[11] Dua budaya tersebut di India terlihat dengan adanya favoritisme terhadap anak laki-laki sebagai pewaris harta keluarga. Hal ini menyebabkan subordinasi terhadap perempuan dimana perempuan tidak mempunyai hak untuk mendapatkan warisan harta keluarga. Perempuan dibiarkan bergantung pada suami dan mertua, terutama dalam hal ekonomi. Budaya ini awalnya tumbuh di kalangan kasta tertinggi dalam agama Hindu., karena dalam kasta-kasta lain terutama kasta budak wanita bersifat independen meski hanya bekerja di ladang. Adanya budaya tersebut menyebabkan munculnya mahar dalam perkawinan dengan kedua jenis yang telah disebutkan di atas yang kemudian mengalami perkembangan dan perubahan serta memunculkan subordinasi dalam taraf yang lebih jauh terhadap perempuan. Hal ini turut diperparah dengan semakin tersebarnya tradisi tersebut di seluruh India yang juga menganut budaya patriarkhi.
Adanya budaya patriarkhi yang menyebabkan adanya tradisi mahar kasta Brahma di India Utara dan berkembang menjadi tradisi mahar yang ada saat ini tidak bisa dipisahkan dari adanya sistem ekonomi kapitalis di India. Munculnya ekonomi kapitalis di India dan didukung dengan adanya budaya patriarkhi, menjadikan laki-laki yang mengontrol produksi yang kemudian menyebabkan terbentuknya kelas dalam masyarakat. Sistem ekonomi kapitalisme tumbuh di India sejak adanya liberalisasi ekonomi pada awal tahun 1990an setelah dari kemerdekaannya hingga tahun 1991 India menerapkan kebijakan proteksionis yang dipengaruhi oleh sistem ekonomi sosialis dan menghasilkan perekonomian yang jauh dari dunia luar serta krisis akut dalam pembayaran saldo di tahun 1991. Liberalisasi ekonomi tersebut kemudian menyebabkan terbentuknya kelas baru dalam masyarakat India berupa status sosial yang tinggi dengan didasarkan pada jumlah kekayaan keluarga. Selain itu, sistem ekonomi kapitalis yang diiringi gelombang globalisasi memunculkan konsumerisme, materialistik dalam masyarakat India.
Kedua hal di atas sangat mempengaruhi subordinasi perempuan yang semakin parah di India melalui tradisi pemberian mahar oleh keluarga mempelai wanita kepada mempelai pria saat mereka menikah. Budaya patriarkhi yang ada di India menyuburkan pelaksanaan tradisi yang saat ini tidak lagi sesuai esensi dasar tradisi pemeberian mahar tersebut. Perempuan masih dianggap bergantung pada suami dan keluarga suami. Mereka, secara tradisi, tidak diperbolehkan bekerja di luar rumah. Tradisi yang tidak memperbolehkan perempuan bekerja di luar rumah tersebut awalnya hanya ada di kasta Brahma, namun seiring tersebarnya tradisi pemberian mahar dari keluarga mempelai wanita kepada mempelai pria, tradisi perempuan dilarang bekerja di luar rumah juga turut menyebar ke seluruh India. Menurut den Uyl, di dalam kasta dalits saat ini perempuan tidak lagi bekerja di ladang. Mereka yang dulunya bekerja di ladang atau bekerja sebagai tenaga kerja manual, saat ini hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga meski mereka terpelajar. Perubahan ini turut merubah tradisi mahar kasta dalits yang awalnya pemberian mahar berasal dari mempelai pria, kini pemberian mahar berasal dari mempelai pria. Hal yang sama juga terjadi di India bagian Selatan dan kelompok-kelompok agama lain.
Seiring penyebaran tradisi tersebut ke seluruh bagian di India, sistem ekonomi kapitalis merubah esensi dasar pemberian mahar tersebut. Sistem yang memunculkan kelas baru dalam masyarakat India berupa status sosial yang tinggi dan penguasaan produksi oleh laki-laki, menyebabkan keluarga yang memiliki anak perempuan berlomba-lomba menarik perhatian keluarga yang memiliki anak laki-laki dan status sosial yang tinggi. Mereka berlomba-lomba menawarkan jumlah mahar yang akan mereka berikan kepada keluarga calon mempelai pria. Mereka tidak ingin menanggung malu jika mahar mereka kurang sesuai dengan selera keluarga calon mempelai pria. Perubahan lain juga terletak pada sifat pemberian mahar tersebut. Dulu, pemberian mahar bersifat sukarela. Saat ini pemberian mahar di India karena permintaan dari keluarga mempelai pria. Sistem ekonomi kapitalis yang memunculkan sifat konsumerisme dan materialistik di masyarakat India, menyebabkan permintaan mahar oleh keluarga mempelai pria selalu dalam jumlah yang besar. Selain uang secara tunai, mereka juga meminta barang-barang mahal seperti mobil, sepeda motor, rumah, bahkan tanah.
Permintaan mahar yang sangat besar tersebut, status sosial calon mempelai pria yang lebih tinggi dinilai dari harta yang mereka miliki, dan keinginan keluarga mempelai wanita meningkatkan status sosial mereka seringkali menyebabkan keluarga mempelai wanita berada dalam kesulitan keuangan yang besar karena harta yang digunakan sebagai mahar untuk menarik calon mempelai pria biasanya habis. Ketidakinginan keluarga untuk jatuh miskin dan besarnya biaya yang ditanggung keluarga ketika memiliki anak perempuan— anak laki-laki membawa harta ke dalam keluarga— menyebabkan keluarga di India menolak memiliki anak perempuan lagi jika anak pertama mereka juga perempuan.[12] Penolakan ini seringkali dalam bentuk pembunuhan bayi perempuan, kesengajaan keluarga menelantarkan bayi perempuan mereka, dan semenjak ada teknologi baru yang dapat mengetahui jenis kelamin janin jauh sebelum janin dilahirkan, penolakan keluarga seringkali melalui aborsi janin perempuan. Selain itu, karena tidak ingin menanggung malu akibat anak perempuannya belum menikah, di India anak perempuan dinikahkan bahkan saat mereka masih di bawah umur dan biasanya mereka dinikahkan dengan dijodohkan oleh keluarga mereka.
Subordinasi terhadap perempuan melalui tradisi pemberian mahar kepada mempelai pria akibat budaya patriarkhi dan sistem ekonomi kapitalis memburuk ketika mahar yang diberikan tidak sesuai dengan yang diminta oleh keluarga mempelai pria atau mahar tidak dibayarkan pada tenggat waktu yang telah ditentukan. Ketika hal tersebut terjadi, pembunuhan terhadap istri-istri yang masih muda menjadi fenomena yang biasa di India meski ilegal. Pembunuhan tersebut biasanya dilakukan dengan membakar istri hidup-hidup dan dibuat seperti kecelakaan. Aksi pembunuhan inipun diketahui dan disetujui oleh keluarga mempelai pria. Tujuan pembunuhan terhadap istri mereka yang masih muda adalah kesempatan bagi suami untuk mendapatkan istri baru beserta harta dari mahar yang diberikan oleh keluarga mempelai wanita.

Kesimpulan
            Meski merupakan negara dengan perkembangan demokrasi tercepat, India terbukti masih memiliki cacat dalam hal gender. Tradisi pemberian mahar dari pihak mempelai wanita kepada pria yang awalnya berdasarkan agama dan keadilan, saat ini berubah menjadi alat subordinasi perempuan di India. Hal ini diperparah dengan adanya budaya patriarkhi dan sistem ekonomi kapitalis yang ada di India. Apalagi dengan adanya gelombang globalisasi, memunculkan masyarakat yang konsumerisme dan materialistik. Pemberian mahar tidak lagi bersifat sukarela tetapi karena permintaan dari keluarga pria dikarenakan mereka memiliki status sosial yang tinggi dikaitkan jumlah kekayaan mereka sehingga mereka memiliki kendali atas mahar yang akan diberikan. Sistem ekonomi kapitalis memunculkan hal tersebut. Budaya patriarkhi yang ada di India mendukung bagi pelaksaanaan tradisi yang saat ini telah berubah dari esensi dasarnya. Meskipun telah ada upaya dari pemerintah dan gerakan-gerakan feminis, tradisi yang telah mengakar kuat tersebut tidak bias dihilangkan begitu saja. Mengikuti resep yang diberikan oleh perspektif feminis sosialis mengingat akar permasalahan ada pada budaya patriarkhi dan sistem ekonomi kapitalis di India, hal yang bisa dilakukan adalah menghapuskan hak milik privat dan model produksi kapitalis serta menyetarakan beban dan kerjasama antara laki-laki dan perempuan.

Daftar Pustaka
Davids, T. dan van Driel, F. (ed.), The Gender Question in Globalization: Changing Perspective and Practices, Ashgate Publishing Company, Burlington, 2005.
Ashraf, N., “Dowry Among Muslims in Bihar”, Economic and Political Weekly, vol. 32, no. 52, 27 Desember 1997 – 2 Januari 1998.
Srinivasan, P. dan Lee, G.R., “The Dowry System in Northern India: Women's Attitudes and Social Change”, Journal of Marriage and Family, vol. 66, no. 5, Desember 2004.
Nelson, D., Indian gender gap widen due to number of female foetus abortions, 24 Mei 2011, <http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/india/8533467/Indian-gender-gap-widens-due-to-number-of-female-foetus-abortions.html>, 2 Juni 2011.
Organisation for Economic Co-Operation and Development, Policy Brief: Economic Survey of India, 2007, Oktober 2007, <http://www.oecd.org/dataoecd/17/52/39452196.pdf>, 6 Juni 2011, p. 1.
E.H. Wardani, Belenggu-belenggu Patriarki: Sebuah Pemikiran Feminisme Psikoanalisis Toni Morrison dalam THE BLUEST EVE, 17 Desember 2009, <http://eprints.undip.ac.id/6769/1/BELENGGU_BELENGGU_PATRIARKI_SEBUAH_PEMIKIRAN_FEMINISME_PSIKOANALISIS_TONI_MORRISON_DALAM_THE_BLUEST_EYE.pdf>




[1] M. den Uyl, “Dowry in India: Respected Tradition and Modren Monstrosity”, dalam T. Davids dan F. van Driel (ed.), The Gender Question in Globalization: Changing Perspective and Pranctises, Ashgate Publishing Company, Burlington, 2005, p. 144.
[2] Organisation for Economic Co-Operation and Development, Policy Brief: Economic Survey of India, 2007, Oktober 2007, <http://www.oecd.org/dataoecd/17/52/39452196.pdf>, 6 Juni 2011, p. 1.
[3] P. Srinivasan dan G.R. Lee, “The Dowry System in Northern India: Women's Attitudes and Social Change”, Journal of Marriage and Family, vol. 66, no. 5, Desember 2004, p.1108.
[4] den Uyl, “Dowry in India: Respected Tradition and Modren Monstrosity”, p. 145.
[5] Srinivasan dan Lee, “The Dowry System in Northern India: Women's Attitudes and Social Change”, p. 1108-9.
[6] den Uyl, “Dowry in India: Respected Tradition and Modren Monstrosity”, p. 148.
[7] den Uyl, “Dowry in India: Respected Tradition and Modren Monstrosity”, p. 148.
[8] N. Ashraf, “Dowry among Muslims in Bihar”, Economic and Political Weekly, vol. 32, no. 52, 27 Desember 1997 – 2 Januari 1998, p. 3310.
[9] Ashraf, “Dowry among Muslims in Bihar”, p. 3310.
[10] den Uyl, “Dowry in India: Respected Tradition and Modren Monstrosity”, p. 150.
[11] E.H. Wardani, Belenggu-belenggu Patriarki: Sebuah Pemikiran Feminisme Psikoanalisis Toni Morrison dalam THE BLUEST EVE, 17 Desember 2009, <http://eprints.undip.ac.id/6769/1/BELENGGU_BELENGGU_PATRIARKI_SEBUAH_PEMIKIRAN_FEMINISME_PSIKOANALISIS_TONI_MORRISON_DALAM_THE_BLUEST_EYE.pdf>
[12] D. Nelson, Indian gender gap widen due to number of female foetus abortions, 24 Mei 2011, <http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/india/8533467/Indian-gender-gap-widens-due-to-number-of-female-foetus-abortions.html>, 2 Juni 2011. 

Rabu, 18 Januari 2012

2012!! part #2

ini kali kedua gw nulis tentang tahun 2012.

dan sama-sama telat nulis kalo ngeliat konteks 2012 sebagai tahun baru.

eniweeeiii..gw mendapatkan kalimat oke punya dari desktop background laptop gw tersayang.

" I DECIDE to make this the most exciting and happiest years of my life"

yeah guys. I DECIDE!!

Listen To My Dreams

hari ini nggak ada ujian. *oh senangnya hatiku* dan gw berakhir menghabiskan waktu dengan baca novel J.D. ROBB "Seduction In Death". Keren abis. Nggak pernah bosen baca novelnya J.D ROBB yang merupakan nama alias Nora Roberts. Itu adalah seri ke-13, dan masih banyak seri yang akan muncul. aaaa...can't wait!

habis baca itu novel yang punya tokoh cowok keren abissss, gw melanjutkan nonton film hasil rampokan ke salah satu temen gw, namanya Caty. eh, Catur maksud gw.

judulnya "Dream Girls", yang maen ada Beyonce, Eddie Murphy *did i spell his name correctly?*
eniwei, itu ceritanya baguuss bangeeet.. film berkualitas menurut gw. *jangan sampai Caty baca ini, makin besar nanti kepala dia*
ada unsur jaman AS waktu masih rasis, trus ada Marthin Luther King, trus cerita tentang persahabatan, romance, dan intrik-intriknya.

pokoknya bagus. dan nggak nyesel gw ngrampok itu film.

dan lagi-lagi ada proses menuju kedewasaan, ketika harus say good bye dengan old friends, ketika kita mengejar hal-hal yang berbeda.
tapi yang paling penting adalah ketika ada orang mendengarkan mimpi kita dan mendorong kita untuk mencapai mimpi itu tanpa rasa iri, hanya bahagia melihat kita meraih mimpi kita.

Selasa, 17 Januari 2012

kata Raditya Dika "dewasa itu pindah"

mari mencoba menulis dengan bahasa gahool..

gw suka tulisan-tulisan raditya dika. simple tapi touchy. simple tapi fun. bahkan bokap gw baca buku dia yang terbaru "manusia setengah salmon" ketawa ngakak. jadi sekarang dia jadi idola bapak-bapak. 

eniweiii.. bagian yang laing touchy di buku itu adalah tentang "PINDAH". pindah rumah. pindah hati. pindah sekolah. dewasa itu, kata cowok ganteng yang sering dipanggil "mbing", "dikung" itu adalah tentang pindah. ketika kita TK, trus lulus kita masuk SD. itu kita pindah sekolah. begitu seterusnya. kuliah lulus, kita pindah cari kerjaan.

jadi, proses menuju dewasa itu melibatkan yang namanya "pindah".

dan itu gw rasain sekarang. dulu, gw orangnya berantakan abis. sekarang lumayan lah. lumayan rapi maksudnya. 

bahkan gw juga ngerasa temen-temen gw mulai pindah. entah dari mulai nyari temen-temen atau sahabat baru yang mereka rasa lebih bisa mengerti dan memahami mereka. atau mulai nyari passion di kuliah. mulai memikirkan "udah 20an nih, saatnya nabung. buat masa depan". itu juga pindah lho. pindah dari yang awalnya cuman mikir tentang maen, hura-hura, pacaran buat maenan, sekarang jadi mikir pacaran trus berlanjut ke arah yang lebih serius. yang jomblo dan belum move on terus pengen move on dan menemukan cinta yang baru. *ceileh* yang jomblo belum pernah pacaran trus mulai hunting pacar. 

banyak hal yang baru gw sadarin dalam hidup gw melibatkan kata "pindah". dan its damn true, guys.

so, menurut gw kita belum dewasa ketika kita belum bisa "pindah" cara pikir kita melihat dunia, melihat permasalahan yang kita hadapi, melihat masa lalu, dan melihat masa depan. 

dibandingkan, kemudian ....

ada dua temenku yang punya blog. dan aku memfollow blog mereka.

http://britbrita.wordpress.com/

dan

http://heynino.blogspot.com/

yang pertama itu punya sahabat dekat saya. kita kenal pertama kali waktu PPSMB fakultas tahun 2009. waktu itu kita satu kelompok. awal kenal sih standar ya. kenalan di facebook, trus satu kelompok ospek, dan waktu kuliah satu kelas. namanya Brita Putri Utami, salah satu sahabat yang saya kagumi karena dia tersenyum ketika ada masalah berat di pundaknya dan saya jengkel ketika dia tidak men-share masalah itu dan hilang dari permukaan bumi yang berakhir membuat saya khawatir.
but, she is what she is, and i'm proud to be one of her bestfriends, to take small part in her life. She is AWESOME. baca aja blognya kalo nggak percaya. *promosi* *nodong brita*

yang kedua itu punya temen deket saya juga, walaupun nggak sedeket seperti saya dan brita. Dia cowok, dan sekarang sedang mencari tambatan hati. *promosi* namanya Kishino Bawono. Kenal lagi-lagi di kamupus, dan sadar bahwa ternyata dia adalah adik kelas saya waktu smp, walaupun saya belum pernah lihat dia di smp. yes i know, unbelieavable. dan hubungan pertemanan kita berlanjut dengan diskusi-diskusi soal kuliah dan soal filosofi hidup *ceileh*.

dan bandingkanlah blog mereka dengan blog saya. terutama blog brita dan blog saya. Meeeeenn, Brita is awesome, she wrote many poems, and the poems itslef was great. dan kemudian saya iri.

haaahh, kalo nino sih, dia nulis apa yang sedang dia pikirkan. tapi itu juga awesome. karena percaya nggak percaya, kita butuh keberanian untuk nulis. dan saya lack of courage dalam menulis. kadang bingung mau nulis apa. dan kemudian berakhir dengan nulis iseng-iseng. well, but that's me. hahahaha

so, jangan takut buat nulis. siapa tahu peruntungan mu ada di menulis, bukan kerja di air. #eh

Sabtu, 14 Januari 2012

2012!!!! *telat posting*

2012.

2012.

katanya tahun 2012 dunia kiamat. ada yang bilang bulan mei, ada yang bilang bulan desember. nggak ada yang tahu pasti. temen-temen ada yang bilang, kalo emang tanggal 21 Desember 2012 kiamat, temen-temen kuliah ada yang mau sehari sebelum kiamat memukul kepala dosen, dan lain-lain.

tapi, hanya Allah yang tahu kapan kiamat itu terjadi. kapan gunung saling berbenturan, kapan matahari terbit dari arah barat.

eniwei, bukan mau ceramah sebenernya.

udah bikin resolusi buat tahun 2012? ada yang bilang ngapain bikin resolusi? live the life aja deh.

buatku resolusi itu penting, dalam artian untuk memacu semangat menjalani tahun ini. biar ada yang bisa dicapai dan pembuktian diri. setidaknya itu buatku. setiap orang punya hak untuk berpendapat, betul begitu pak guru pkkn? *what the hell was that?*

so, live your life, pursue your goals, your dreams, and catch it.

amiin.