Kamis, 06 Desember 2012

Obsesi Tidak Sehat?

Tahu kan K-POP?

Yap. Korean Wave dalam bentuk musik yang sedang bergolak dimana-mana. Terutama Boyband dan Girlband.

Kalo jaman dulu, Boyband pasti identik sama Westlife, A1, N-SYNC, Blue. Masih inget lagu "Season in the Sun", "Uptown Girl", atau "You Make Me Wanna"?

Kalo girlband mungkin seperti M2M, Spice Girls?

Sekarang girband dan boyband asal Negeri Ginseng yang sedang jadi gandrungan banyak pemuda-pemudi. Nggak cuma di Indonesia. Tapi juga di daratan barat sana tempat Westlife, A1, Blue tumbuh.

Saya termasuk penyuka salah satu boyband dari korea. Tapi saya telat. Baru beberapa bulan yang lalu menyukai mereka. Dan sekarang semacam terobsesi dengan apapun tentang mereka. Pathetic. Yeah, I Know.

Tapi, menurutku mereka memang punya kemampuan yang bener-bener hebat. Nyanyi, Nari, Nulis lagu, Akting. Kayaknya semua mereka punya. Suara mereka unik. Dan mereka juga bukan sekedar bentukan semalam. Mereka sudah dilatih bertahun-tahun sebelum mereka akhirnya diorbitkan sebagai boyband/girlband. Jadi kebayang kan, latihan bertahun-tahun nggak akan mungkin cuma menghasilkan sesuatu yang ecek-ecek.

Jujur, saya memang lumayan sinis dengan girlband/boyband dari negeri sendiri. Entah kenapa. Maaf lho. Saya memang lebih suka sesuatu yang orisinil, yang kalo dalam masalah ini nyanyi ya yang suaranya emang bener-bener bagus. Bukan cuma bagus di album doang yang ternyata hasil polesan, yang kalo nyanyi lipsync. Pasti orang-orang yang mendengarkan yang memang benar-benar ingin menikmati musik menginginkan sesuatu yang orisinil, yang benar-benar enak didengar, yang benar-benar patut untuk dinikmati.

Saya pun nggak ngerti kenapa kita jadi ngomongin masalah itu. Padahal awalnya saya mau ngomong kalo saya sedang terobsesi sama cowok ganteng anggota boyband asal korea. Hahahahahahahahahaha

Selasa, 04 Desember 2012

Jomblo, Punya Pacar, Atau ....??

Tergelitik untuk nulis di blog setelah seorang teman berkata "...blog yang tak pernah diupdate..". *Bagi yang merasa harap diam dan mentraktir saya makan*

Kali ini mari kita bicara tentang JOMBLO.

Yep. JOMBLO. GAK PUNYA PACAR. TAPI PUNYA GEBETAN SEGAMBRENG BANYAKNYA. #eh

Kadang jomblo itu bikin sedih. Misalnya kalo lagi jalan sendirian terus ketemu beribu-ribu pasangan yang sedang asyik berduaan. Yang sedang asyik bergandengan tangan. Yang menganggap dunia punya milik berdua, yang lain dianggap NGONTRAK.

Jomblo bikin nelangsa. Misalnya pas malam minggu isinya kencan sama kerjaan. Pas malam minggu perginya sama enyak babe. Pas malam minggu berduaan sama bantal, guling (bertigaan ya jadinya). Pas malam minggu kerjaannya di depan tivi, ngabisin makanan di kulkas. Nggak ada makanan di kulkas, daun pun dimakan. #eh

Jomblo bikin miris. Nggak ada yang jemput kalo abis pulang kampung. Nggak ada yang jadi ojek tetap. Adanya tukang ojek di pengkolan yang jadi langganan. Nggak ada yang bisa dipeluk pas lagi butuh dipeluk. Nggak ada yang bisa diajak ngobrol tengah malem bahkan pas obrolan itu terasa nggak penting. Nggak ada yang bisa dijadiin tempat buat manja.

Kayaknya bakalan banyak banget kekurangan kalo jadi jomblo. Tapi ya mau gimana lagi, namanya juga manusia. Maunya adaaaaa ajaaa. Udah dikasih hidup, maunya pasti ada yang nemenin. Betul?

Tapi ada lho sisi positif Jomblo. *Membela bagi yang jomblo*

Seneng. Karena nggak ada mengikat kecuali tali. Itu kalo kita mengartikan hubungan sebagai sebuah ikatan yang mengekang. Nggak ada kewajiban lapor lagi dimana kecuali sama orang tua, itupun kalo orang tua ngerasa punya anak kita.#eh
Nggak ada kewajiban ngasih kado ultah. Nggak ada rasa bersalah kalo ngelirik, ngeliat, mbayangin muka cowok/cewek yang ganteng/cantik. Nggak ada rasa bersalah membandingkan orang. (Pasti ada kan yang masih suka mbandingin mantan sama pacar yang sekarang? atau malah gebetan sama pacar yang sekarang?)

TAPIIIIIIIIIII.. Jomblo atau punya pacar lebih enak dibanding yang nggak jelas hubungannya. Bener nggak? Digantungin. Mau marah nggak punya hak karena bukan pacar.

Emang sesuatu itu lebih enak yang pasti-pasti aja. Pasti itu jelas. Ada tanggung jawab dan kewajiban. Ada hak di dalamnya. Betul??

Apapun itu, semua adalah pilihan diri kita masing-masing. Asal kita nyaman, kenapa enggak? Tapi juga harus berani tanggung resiko lhooo..*ini ngomongin apa ya?*

Senin, 15 Oktober 2012

Mungkin...

Mumpung lagi ada ganjelan, mari diluapkan. :))

Pernah nggak ngalamin tiba-tiba dicuekin sama temen sendiri? Temen deket pula? Dan nggak tahu alasannya kenapa?

Pernah nggak ngalamin hal seperti itu, dan ketika konfirmasi ke temen atau nanya ke temen yang lain, kita dianggap nggak sensitif? Atau pas kita mau nanya atau konfirmasi, kita sendiri yang ngerasa atau takut dibilang nggak sensitif? Atau takut salah anggapan.

Orang seringkali berharap kita sensitif terhadap perasaan atau pikiran mereka. Padahal ada tipe orang yang memang tidak sensitif, yang memang harus dikasih tahu.

Orang seringkali terlalu sensitif terhadap perasaan atau pikiran orang lain. Dan tak jarang pula ke-sensitif-an mereka membawa pada asumsi atau anggapan yang salah.

Well, mungkin ini yang buku dan pelajaran PPKn bilang kita harus toleransi. Mungkin ini yang buku dan pelajran PPKn bilang kita harus tenggang rasa. Toleransi dan tenggang rasa atas ketidaksensitifan orang lain. Toleransi dan tenggang rasa atas sensitif yang terlalu hebat yang dimiliki oleh orang lain.

Mungkin ini yang Allah bilang kita diciptakan berbeda-beda. Nggak cuma beda suku. Beda sifat. Beda sikap. Beda tingkah laku. Biar kita bisa belajar. Toh, menurutku setiap hari itu adalah belajar. Nggak cuma belajar di ruang kelas. Belajar bersosialisasi. Belajar semuanya.

Mungkin apa yang kita harapkan, beda dengan kenyataan. Sering.
TETAPI, kita tetap harus menerimanya. Kita berharap orang lain terbuka. Kita berharap orang lain lebih sensitif. Tapi tidak jarang orang yang kita harapkan terbuka, adalah orang yang tertutup. Orang yang kita harapkan sensitif, adalah orang yang tidak sensitif.

Mau tidak mau, memang kita harus menerimanya. DAN beradaptasi dengan keadaan. DAN tidak ada salahnya untuk bicara. Toh kita tidak selamanya bisa bermain mengalah melulu kan?

Minggu, 07 Oktober 2012

Tentang Kangen: Untukmu

Kangen.

Rindu.

Sebuah kata yang tersimpan di dada. Di antara kata lain seperti cinta, sayang, suka bahkan benci.

Kata yang diucapkan oleh seorang anak kepada orang tuanya yang tercinta. Yang telah lama tak bertemu. Bahkan yang baru saja bertemu lima menit lalu.

Kata yang diucakan oleh seorang Ibu kepada anaknya, seorang Ayah kepada anaknya. Yang telah lama tak bertemu. Bahkan yang baru saja bertemu lima menit lalu.

Kata yang diucapkan oleh sahabat kepada sahabat. Bahkan ketika mereka berdekatan, namun tidak secara fisik.

Kata yang diucapkan oleh seseorang kepada yang terkasih, tersayang dan tercinta. Bahkan untuk mereka yang menyebalkan, namun senantiasa mengisi relung hati, salah satu ruang dalam hidup kita.

Ada rasa kangen di dada. Dariku. Untukmu. Untukmu, Ayah. Untukmu, Mama. Untukmu, Kakak. Untukmu, Adik. Untukmu, Sahabat-sahabatku. Untukmu, yang ada di masa depanku. Untukmu, yang akan menjadi pasanganku.

Ada kangen di dada. Menyesakkan. Ketika rasa ini tak terungkapkan. Tak tertujukan. Karena kamu ada di depan sana. Bahkan ketika mungkin kamu ada di sampingku, di belakangku tanpa ku ketahui. Tetap saja, rasa ini untukmu yang akan menyambutku dengan rasa yang sama. Mungkin lebih. Entahlah.


Sunday Morning with Fam!

Hari ini adalah hari Minggu. Ahad. Sunday.

Seperti biasa, antara membenci dan menyukainya. Membencinya karena besoknya sudah hari senin, which means kerjaan kudu buruan dikerjain. Menyukainya karena -alasan klise- kumpul bareng keluarga. Biasanya kalo hari minggu, orang tuaku ngajakin jalan-jalan pagi. Hari minggu ini tidak luput dari kebiasaan tiap orang tuaku tidak sibuk tersebut. Dari sabtu malam, mamaku -panggilan ibu- sudah ngomporin jalan-jalan sekalian cari sarapan.

Mama: "Dek, besok jalan-jalan yuk. Sekalian jajan sarapan di utara selokan."
Aku: "Ayoooo.." *semangat 45 gara-gara denger kata jajan*

Oleh karena itu, aku tidur lumayan lebih awal. Jam setengah 12 malam. Bangun jam 5, sholat, dan ganti kostum buat jalan-jalan. Sayangnya, kebiasaan pagi nongkrong di WC mulai kerasa mau muncul. Ya sudah, ke WC dulu. Tapiiii.. menyebalkannya adalah tidak terjadi apa-apa. Akhrinya, berdoa agar nggak mules di jalan, aku bersama kedua orang tuaku dan dua adikku berangkat jalan-jalan. Walaupun buat adikku yang cowok dan ayahku bukan jalan-jalan, tapi lari pagi.

Bersyukurnya aku hidup di desa. Yang masih asri, dengan pemandangan sawah dan petaninya dan rerimbunan pohon. Seger cyin udaranya. Nggak peduli ujan belum dateng, udara tetep seger abis. Di jalan yang termasuk salah satu ring road, aku sekeluarga bertemu, melihat orang-orang yang jalan-jalan, bersepeda dan lari-lari pagi. Suatu pemandangan yang biasa terlihat di hari Minggu. Dan dengan seenaknya, perut saya berulah. Mulai muncul tanda mules. Doh!

Ups. Tugas memanggil! Chao dulu.

Rabu, 03 Oktober 2012

ABAIKAN!!

Kalian tahu di sebelah kanan halaman blog-ku ada tulisan "Sekedar Angka" kan?

Aku penasaran itu ngitungnya apakah termasuk ketika aku membuka sendiri blog-ku atau tidak.

Terus kenapa "Most Popular"-ku nggak ganti-ganti??? Kenapa itu-itu saja?? doh!

Aku tahu kok. Posting ini gak penting. Hahahhahahahahhah


Rabu, 26 September 2012

Anak Desa Pergi Ke Ibukota # 3

Mumpung lagi rehat dari ngerjain tugas dan membaca bahan kuliah *cieehh*, yuk mari lanjutkan cerita pengalaman saya untuk pertama kalinya ke ibukota negara tercinta Indonesia yaitu JAKARTA.

Pas nyampe rumah temen di daerah Cibubur, aku dan temen-temenku langsung dikasih undangan ke acara yang bakalan diselenggarakan di Sentul, Bogor sama ayahnya temenku. Di undangannya sih tertulis acara mulai jam 11.30 di Auditorium Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI. TAPIII, karena kita (aku dan temen-temanku) akan berangkat bareng orang tua temenku, maka jadilah kita harus bangun pagi-pagi sekali yaitu jam setengah lima pagi. Itu adalah pelanggaran hak tidur manusia yang sedang dilanda kecapekan seperti saya, yang baru aja muntah, yang baru aja menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di jakarta. *wusss*

But, no matter what, *ngenggris* akika harus bangun pagi dan kemudian mandi dan dandan yang cantik. Akika dan temen akika (cewek) juga harus membangunkan dua temen akika yang lain dan berkelamin cowok. Eh siapa sangka, yang satu udah bangun dan yang satu lagi masih di alam mimpi. dengan kondisi udah dipanggil sama Emaknya temen akika, akika dan temen akika yang cewek harus segera turun untuk sarapan. Dan baru satu temen berkelamin laki-laki saya yang siap, sedangkan yang satunya entah rimbanya. Ini yang kemudian jadi membuat pagi itu berlangsung tidak menyenangkan.

Orang didikan militer itu sangan disiplin, jadi ketika temen akika yang satunya belum turun juga, orang tua temen akika sempet agak kesel. Ketika akika dan dua temen akika sudah di dalam mobil dan sedang menunggu satu temen akika yang belum kelihatan batang hidungnya, orang tua temen akika yang udah jalan duluan di mobil yang beda dari kami nelpon berkali-kali ke hape temen akika dan hape bapak yang nyopirin mobil yang kita pake. Temen akika cuma bisa bilang "iya bun, bentar." "iya bun, ini mau jalan". Dan bapak yang nyopirin bilang "Siap Dan, *Dan as in Komandan kalo nggak salah*". Temen akika yang udah ditelpon berkali-kali sama orang tuanya sampe nggak diangkat dan aku yang berusaha nelpon temen yang nggak keluar-keluar dari sarangnya, akhirnya kita memutuskan untuk jalan pelan-pelan. Bukan, bukan kita jalan kaki. Tapi mobilnya yang jalan. Dan temen akika nbaru keluar ketika mobil yang akika pake jalan pelan-pelan dan temen akika yang ketinggalan harus pake sepatu di dalam mobil. Seketika suasana di mobil jadi nggak enak, apalagi tujuan utama berangkat pagi biar nggak kena macet dan bisa keliling lokasi.

Kita pun berangkat. Sempet kena macet tapi cuma 5 menitan, dan jalan bebas hambatan menuju lokasi di daerah Sentul, Bogor. Dari jalan tol *kalo aku nggak salah ingat* bendera merah putih terlihat berkibar nun jauh di sana. Dan kata bapak yang nyopirin kita, tempat bendera merah putih berkibar dan berdiri dengan tegak itulah tempat yang akan kita tuju. Setelah melalui jalan yang naik turun naik turun, akhirnya kita sampai. Satu hal yang ada di otakku saat itu adalah mual. Ups.

RALAT. Dua hal. Satu hal lainnya adalah TAKJUB. Gimana enggak? Protokol militer udah kerasa dari sebelum kita masuk arena PMPP TNI. Dari mulai mobil kita yang awalnya dicegat nggak boleh masuk tapi karena bapak yang nyopirin kita bilang semacam "Ngikut mobil Komandan." akhirnya kita boleh masuk, para tentara TNI yang berdiri di atas tank dan berpose hormat sampai cek barang bawaan. Dan ya Allahhh..  Di dalam penuh dengan orang-orang militer cyin. Sedangkan aku dan temen-temenku memakai jas almamater. Deg-degan itu yang aku rasain. Sama takut salah. Sama takut malu-maluin. Yang untungnya nggak kejadian. Emm.. kayaknya sih enggak. Oke. Enggak.